Imam Hasan Al-Banna meyakini bahwa opsi yang harus dijalankan untuk membebaskan hak-hak yang telah dirampas oleh otoritas asing adalah perang. Sebagai wujud nyata dari keinginan ini Beliau mengutus batalyon-batalyon pasukan militer Ikhwanul Muslimin ke Palestina bahkan setelah itu Beliau mengutus ribuan para Mujahidinin ke Palestina.
Sebelum berakhirnya kekuasaan Inggris di Mesir tanggal 15 Mei 1948, para pemimpin Negara Arab berkumpul di Suriyah. Betepatan dengan pertemuan itu, Imam Hasan Al-Banna mengirimkan telegram kepada para pimpinan bangsa Arab yang menyatakan kesediaanya untuk mengutus puluhan ribu kader Ikhwanul Muslimin untuk berjihad ke Palestina. Gelombang pertama berjumlah berjumlah 10.000 orang mujahid yang akan berangkat dan mengejar syahid di Palestina.
Tapi rezim Nakrasyi yang loyal dan bekerja untuk pemerintah Inggris berupaya menghalang-halangi proses keberangkatan para Mujahidinin Ikhwanul Muslimin ke Palestina. Kondisi ini memaksa para Mujahidinin berjalan kaki menempuh jarak yang sangat jauh agar bisa sampai ke wilayah Palestina.
Pemerintahan Mesir yang pernah dipimpin rezim Ibrahim Abdul Hadi sangat populer dengan kekejaman dan kebengisannya terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin. Ia sering menjerumuskan kader-kader Ikhwan ke penjara serta berkonspirasi untuk membunuh Imam Hasan Al-Banna. Melihat kondisi ini, para Mujahidinin Ikhwan yang sedang berjuang di Palestina, hati mereka pilu ketika mendengar informasi tentang kekejaman yang menimpa saudara-saudara mereka di Mesir yang tersiksa di tangan penguasa Mesir dan antek-anteknya.
Di sela-sela kondisi sulit yang menimpa para Mujahidin Ikhwan di Palestina pasca intimidasi terhadap kelompok Ikhwan dan penyitaan semua aset dan harta mereka, Imam Hasan Al-Banna masih berkeinginan kuat guna melanjutkan genderang jihad yang telah ditabuh di Palestina. Beliau menulis surat untuk para Mujahidin Palestina yang bertuliskan: “Tidak ada alasan bagi para Mujahidin Palestina dalam kondisi ini untuk kembali ke Mesir, selama di Palestina masih ada Yahudi walaupun cuma satu orang, berarti misi para Mujahidin Palestina belum usai”. Kemudian Beliau mengakhiri suratnya dengan untaian nasehat panjang. Intinya harapan terhadap para Mujahidin untuk tetap tenang dan menjaga hubungan baik antar sesama Mujahid.
AQUA TIMES-ALONES
Jumat, 26 November 2010
Perang Melawan Yahudi
Diposting oleh
ilham egii maulana
di
02.52
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1 komentar:
blognya sudah bagus, cuma kalau dpt jgn mempersulit orang pada saat ada seseorang ingin membuka blognya...:)
Posting Komentar